Sunday, January 29, 2023

Self Awareness dan Pengaruh Media Sosial


Self Awareness dan Pengaruh Media Sosial

Tidak terlalu berlebihan memang menyebutkan bahwa “kadangkala mahasiswa dilema dengan masa depan yang menanti mereka”. Tujuan hidup yang tak menentu, ketakutan akan didahului sukses oleh orang lain merupakan fase yang tidak bisa terbantahkan hadir dalam diri mahasiswa. Dilema ideologis datang menghujam jiwa yang labil akan situasi yang sedang terjadi. Permasalahan seperti ini, bisa menyebabkan gangguan psikologis yang berbahaya jika tidak diatasi dengan cepat dan tepat.

Di zaman modern yang serba canggih ini, hampir bisa dipastikan setiap orang memilki smartphone. Hampir bisa dipastikan juga, setiap orang yang memiliki telepon pintar memilki akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan Twiiter. Kondisi tersebut merupakan sesuatu yang wajar yang mampu memberi perubahan dalam bagaimana manusia berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan memiliki akun sosial media, setiap orang bisa terhubung dengan dunia. Setiap orang bisa mengetahui sesuatu dengan cepat.

Media sosial seakan menjadi jendela bagi penggunanya untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia ini. Dunia ini seakan tidak ada batasan. Dalam sebuah Jurnal yang ditulis oleh Mulawarman dan Nurfitri, Kita bisa mengetahui kehidupan seseorang yang bahkan kita tidak mengenal siapa mereka. Dunia ini semakin canggih dengan segala jenis inovasi yang mampu mempermudah kehidupan manusia.

Hal semacam ini menunjukkan betapa media sosial telah menjadi bagian dari hidup manusia modern. Dalam sebuah riset yang dipublikasikan oleh Crowdtap, Ipsos MediaCT, dan The Wall Street Journal pada tahun 2014 yang melibatkan 839 responden dari umur 16 tahun sampai 36 tahun, menunjukkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengakses media sosial dan internet mencapai 6 jam 46 menit per harinya. Hal ini menunjukkan betapa media sosial sudah sangat melekat dengan kehidupan manusia.

Dengan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, maka tidak mengherankan jika setiap orang yang memilki akun media sosial akan memposting kegiatan yang sedang dilakukannya melalui media sosial. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan dan menginformasikan kepada teman virtualnya mengenai kegiatan apa yang sedang dilakukannya.

Perlu kita sadari bahwa setiap orang bisa memalsukan jati dirinya di sosial media. Bahkan bukan hanya jati diri yang dipalsukan akan tetapi berita yang disebarkan bisa jadi tidak benar. Hal ini bisa terjadi karena media sosial tidak memiliki saringan yang mampu menyaring segala jenis kepalsuan.

Banyak orang yang terpengaruh oleh postingan-postingan yang ada di media sosial, baik itu terpengaruh dalam hal positif maupun negative. Terutama banyak yang terpengaruh dari kalangan remaja. Seperti yang dipaparkan riset sebelumnya bahwa orang remaja sampai orang dewasa menghabiskan waktu lebih dari 6 jam untuk mengakses media sosial. hal ini tentu memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan mereka.

Seringkali seseorang setelah menggunakan sosial media akan muncul perasaan-perasaan panik, tidak berdaya, ketidak stabilan emosi. Hal semacam ini biasa disebut quarter life crisis. Quarter life crisis dapat menimbulkan tekanan dan kecemasan tertetu seperti bingung dengan arah tujuan hidup, keadaan finansial, merasa rendah dan lainnya yang menimbulkan respon stress.

            Quarter Life Crisis itu apa sih?

Quarterlife crisis adalah suatu kondisi yang dialami oleh individu sebagai respon terhadap munculnya ketidak seimbangan, kecemasan, kegalauan dalam menentukan pilihan, rasa tidak berdaya dan juga rasa panik. Hal ini sangat mempengaruh emosional individu yang pada akhirnya jika tidak diatasi akan memunculkan depresi.

Quarterlife crisis umumnya menyerang para remaja yang hendak berkembang ke fase dewasa. Fase quarter life crisis dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya media sosial. Kasus ini bisa terjadi karena individu banyak mengonsumsi berita dan informasi tentang kehidupan para remaja lainnya yang telah sukses dan sebagainya, Sehingga, hal tersebut memunculkan rasa khawatir, cemas akan tujuan hidup, bingung dan bimbang.

Jika dilihat dari sisi refleksi, maka munculnya quarter life crisis dipengaruhi oleh banyak faktor dari lingkungan kita, termasuk faktor keluarga, pertemanan, sosial media, dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengonter atau mengatasi kondisi quarter life crisis.

Membangun Self Awareness yang Kuat

Dengan banyaknya keraguan, kepanikan, ketidak jelasan akan hidup, maka diperlukan suatu cara konkrit untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi konkrit yang dapat kita lakukan yaitu dengan membentuk self awareness yang kuat, sehingga tidak mudah goyah dengan keadaan sekitar yang kita lihat, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Self awareness merupakan kemampuan individu dalam mengetahui secara betul isi pikiran, perasaan, kondisi emosional, dan nilai yang ada pada dirinya dan orang lain. Self awareness adalah fondasi utama dalam membangun persepsi diri, karena kita dapat mengetahui emosi, perasaan, kemampuan, serta nilai yang kita miliki, sehingga tidak muncul perasaan insecure dengan diri kita.

Menurut Koeswara (1987), self awareness adalah suatu keadaan yang memungkinkan manusia memahami kapasitas dirinya dan mampu menganalisis perbedaan yang ada pada dirinya dan orang lain, sehingga mampu menempatkan dirinya sesuai kapasitas yang ada. Self awareness yang kuat tidak hanya berguna bagi satu individu. Akan tetapi hal ini akan berdampak terhadap individu lain. Langkah praktis dalam membangun self awareness sebagai berikut. Pertama, berkontemplasi terhadap makna hidup. Melakukan kontemplasi berarti merenungkan dan mempertanyakan semua hal yang berkaitan dengan hidup kita. Dengan berkontemplasi membantu kita menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan kemajuan teknologi.

Kedua, menganalisis kemampuan, perasaan, dan juga nilai yang terkandung dalam diri kita. Memahami kelebihan dalam diri kita tentunya merupakan langkah awal yang harus kita lakukan terlebih dahulu. Memahami semua hal dalam diri kita, mampu memperlihatkan secara jelas kelebihan dan keunggulan yang sebelumnya mungkin tidak terlalu kita perhatikan.

Ketiga, mengoptimalkan kapasitas diri. Setelah mengetahui apa kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, maka sudah saatnya untuk mengoptimalkan kelebihan yang kita punya untuk menutupi kekurangan yang ada. Sudah sangat jelas bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Pasti ada kekurangan dan kelebihan, dan tentunya kita tidak bisa hanya berfokus dengan kekurangan yang kita miliki. Kita hanya perlu fokus dengan kelebihan yang ada dalam diri kita serta mengoptimalkannya.

pada akhirnya, semua hal yang terjadi dalam diri kita tidak lepas dari persepsi yang kita bangun sendiri terhadap diri dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, membangun self awareness dalam diri adalah suatu keniscayaan agar mampu melihat dunia lebih luas. 

Sunday, February 14, 2021

Kok Salahin Hujan? Salahin Tuh Manusia Rakus yang Mengeksploitasi Alam!


Kok Salahin Hujan? Salahin Tuh Manusia Rakus yang Mengeksploitasi Alam!


Pada hari senin 18 Januari 2021 Presiden terhormat Jokowi pergi ke Kalimantan selatan (Kalsel) untuk meninjau daerah-daerah yang terdampak banjir. Namun, sangat disayangkan pada saat kunjungan, statement yang keluar dari mulut Presiden tidak sesuai ekspektasi, sehingga menimbulkan kegaduahan dan kemarahan bagi masyarakat.

Saya membaca berita dari kompas.com, Presiden menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi terjadi hampir 10 hari menyebabkan sungai Bintaro tidak mampu lagi menampung air hujan tersebut, yang pada akhirnya merendam 10 kabupaten dan kota. Pernyataan Presiden tersebut benar-benar membuat saya tidak habis pikir. Kok bisa salahin Hujan?

Secara tegas saya mengatakan bahwa hujan tidak bersalah! Hujan hanya menjalankan tugasnya untuk mencurahkan air dari langit ke bumi. Memberi minum tanah, tumbuhan, hewan, dan semua makhluk hidup yang kehausan. Hujan itu suatu anugerah yang harus disyukuri bukan malah diingkari, apalagi disalahkan! Jika kita sudah berani menyalahkan hujan, berarti kita sudah menentang siklus kehidupan! Hujan tentunya bagian dari siklus.

Kita sama-sama mengetahui bahwa Indonesia memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. dan tentunya hal ini merupakan anugerah bagi kita, karena dengan begitu kita memiliki iklim yang seimbang. Bahkan dengan memiliki kedua musim ini, tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman ( lagu ciptaan Yok Koesyono). Indonesia memiliki kekayaan alam yang sungguh berlimpah, Namun sayangnya banyak orang yang mengeksploitasi secara berlebihan.

Tulisan saya ini mengkritik pernyataan presiden yang seakan-akan hanya menyalahkan hujan atas banjir yang menimpa Kalimantan selatan. Beliau tidak melihat dari perspektif lain, kenapa banjir yang sangat besar bisa menimpa Kalimantan selatan? Bukankah Kalsel merupakan daerah yang sungguh memiliki kekayaan alam berupa hutan yang begitu luas? Dalam SK Menhut No.435 tahun 2009 luas hutan dan perairan Kalimantan selatan yaitu 1.779.982 ha. Wow… Sungguh luas kawasan hutan yang ada di daerah tersebut. Akan Tetapi, kenapa banjir bisa terjadi? Bukankan akar pohon-pohon tersebut menyerap air? Lalu kenapa masih saja banjir bisa terjadi? Jawabannya sederhana, karena MANUSIA MENGEKSPLOITASI ALAM SECARA BRUTAL!

Begitulah kenyataan sesungguhnya. Manusia terlalu serakah dengan kekayaan alam, sehingga membuat alam menangis dan merintih kesakitan. Hutan digunduli, tanah dikeruk sesuka hati, tanaman multikultur diganti dengan tanaman monokultur, membabat habis semak belukar yang ada di hutan, membunuh hewan-hewan langka lainnya, sungguh kejam dan keji perbuatan manusia yang tidak bisa menghargai apalagi berterima kasih kepada alam yang telah memberikan mereka makanan, minuman, pakaian, perhiasan, dan sebagainya. Namun, pada akhirnya keserakahan manusia terhadap alam semakin menjadi-jadi dan tidak terkontrol sama sekali!

Sekali lagi saya tegaskan bahwa hujan tidak bersalah! Yang bersalah itu adalah manusia-manusia rakus dan tamak yang tidak pernah merasa puas dan bersyukur atas apa yang diberikan oleh alam. Hutan yang luas sudah lebih dari setengahnya diganti dengan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Luas hutan semakin menyempit, hewan-hewan yang tinggal di hutan merasa terancam dan takut kehilangan tempat tinggalnya. Hal tersebut menyebabkan ekosistem berubah secara drastis. Pohon yang awalnya memiliki fungsi menyerap air sekarang sudah ditebang dan diganti dengan pertambangan, dan ketika hujan datang, yang disalahkan adalah hujan itu sendiri?

 Apakah kita tidak bisa melihat secara jelas kesalahan yang kita lakukan? Sehingga akhirnya kita menyalahkan hujan? Apakah pikiran kita benar-benar sudah tertutup kegelapan dan sikap bodoamatan akan kondisi alam kita? Jika kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan hati nurani yang paling dalam, maka kita akan menemukan kesimpulan bahwa manusia lah penyebab utama dari segala bentuk bencana yang menimpa kita saat ini. Manusia menggali kuburannya sendiri dengan tidak memperhatikan kondisi alam.

Menjaga lingkungan pada hakikatnya menjaga kemaslahatan hidup manusia. Mungkin manusia terlalu bodo amatan memikirkan kemaslahatan tumbuhan dan hewan. Namun, setidaknya manusia bisa berpikir, “dengan memelihara alam dan memelihara lingkungan, kita bisa terhindar dari kerugian, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan bencana lainnya.” Tidak apa-apa mungkin secara sekilas pemikiran tersebut terbilang egois karena hanya memikirkan keselamatan manusia. Namun, cara berpikir tersebut juga berdampak positif terhadap alam dan semua makhluk biotik maupun abiotik yang ada di dalamnya.

Dalam ilmu etika lingkungan (environmental ethics) ada teori yang disebut antroposentrisme. Teori tersebut menerangkan bahwa manusia merasa dirinya terpisah dari alam, bukan bagian dari alam. Namun, merupakan pusat alam ini, sehingga manusia bisa berbuat seenaknya terhadap alam. Tanpa manusia alam tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Sungguh hal yang menyedihkan jika kita menganggap diri kita bukan bagian dari alam. Selanjutnya ada teori ekosentrisme yang menerangkan bahwa manusia merupakan bagian yang tidak terpisah dari alam, manusia mencintai alam dan semua ekosistem di dalamnya, sehingga manusia akan senantiasa menjaga alam sebagaimana dia menjaga keluarganya.

Seharusnya teori ekosentrisme yang wajib kita terapkan bukan malah antroposentrisme yang dapat menyebabkan kerusakan alam.

 

 

Wednesday, January 6, 2021

Present Simple dan Present Continuous | mudah dipahami


    

Present Simple dan Present Continuous | mudah dipahami


Hallo kawan-kawan....

pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan mempelajari apa Present Simple dan Present Continuous. ini merupakan basic Grammar yang harus kita sama-sama ketahui agar bisa berkomunikasi dengan baik. tentu kedepannya artikel yang saya tulis di blog ini akan banyak membahas mengenai bahasa inggris dan pembelajaran lainnya.

oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris kita, maka kita akan mempelajari grammar dasar dari bahasa inggris. 

okay, langsung saja ke materi ya.


1. present simple

    - penggunaan present simple :

  • sesuatu yang dilakukan secara berulang ( I check my line account every day)
  • fakta dan kebenaran ( the researcher discover new fact about Covid-19)
  • kebiasaan (I wake up every morning at 06:00)
  • situasi atau keadaan yang bersifat permanen ( she works in plaza hotel)     

           

    - bentuk positif dan negatif

  • S+ Verb1+object/adverb (positif words)
  • S+do/does+not+verb1+object/adverb (negatif)
    contoh dari penerapan "bentuk" positif ada di penjelasan sebelumnya. untuk contoh negatif, kita hanya perlu menambahkan "do/does+not" example : - She does not work in plaza hotel

                                                                                     - I don't check my line every day

pada contoh diatas, dapat kita lihat bahwa pronoun "I" menggunakan "don't" sedangkan "She" menggunakan "does". pada pronoun " I, you, they, we" kita menggunakan kata kerja bantu"do". sedangkan "she, he, it, name" menggunakan kata kerja bantu "does".

penyingkatan kata kerja bantu "do/does" dengan "not" dapat dilakukan sebagai berikut " she doesn't work in plaza hotel"


2. present continuous

    - penggunaan :

  • sesuatu yang sedang terjadi (terjadi pada saat ini, detik ini) = Wait, I'm checking my phone
  • keadaan atau situasi yang tidak permanen = she is working from home this week
  • aktifitas atau kegiatan yang sedang dalam proses  = I'm studying communication major 

     - bentuk positif dan negatif

  • subject+ am/are/is+verb-ing+object/adverb
  • subject+ am/are/is+not+verb-ing+object/adverb


       penerapan dari rumus diatas dapat kita lihat dari penjelasan sebelumnya. penggunaan "to be" "am, are, dan is" tergantung dari pronoun atau subject dari kalimat. penggunaan to be "am" untuk pronoun "I", penggunaan "are" untuk pronoun "you, they, we", dan penggunaan "is" untuk pronoun " she, he, it, name" example :

                 she is working from home this week (positif)

                  She is not working from home this week (negatif)

kalimat negatif dapat disingkat " she isn't working from home this week" penyinyingkatan berlaku untuk "is dan are" dengan cara menambahkan tanda petik diantara huruf " n dengan t". 

jadi, teman-teman dapat berkereasi untuk membuat kalimat sesuai kehendak dan keinginan teman-teman sekalian.

        

Self Awareness dan Pengaruh Media Sosial

Tidak terlalu berlebihan memang menyebutkan bahwa “kadangkala mahasiswa dilema dengan masa depan yang menanti mereka”. Tujuan hidup yang tak...